Tips Menjadi Pengusaha *(part 1)

Loners, gimana kabar lo? Masih jomblo? Sama donk! Padahal kan hari ini tanggal cantik. Sekaligus tanggal terakhir yang angkanya sama di abad ini (read: 12-12-12). Terus lo punya cerita apa di “tanggal cantik” hari ini? Gak! Gue gak mau denger lo ngomongin masalah GALAU lagi. Kata itu udah gak ada lagi di kamus gue. Udah gue pindahkan ke daftar pustaka. *Eh!

Jadi hari ini gue mau sharing soal seminar yang gue ikutin tadi. Iya seminar. Kok muka lo kayak kolor yang belom di cuci gitu denger gue ikut seminar? Sory, sory.. bukan kayak kolor kok.

Kayak sikat WC!

Hari ini, di kampus gue ngadain “Seminar Nasional Kewirausahaan”. Tepatnya di Aula. *Ya iyalah di Aula. Masak di jamban pos satpam? Sebenarnya gue ragu mo ikutan seminar ini. “Kewirausahaan”? Harusnya kan ini seminar untuk anak-anak ekonomi. Lah gue anak hukum (read: fakultas hukum). Tapi temen-temen gue pada banyak yang ikutan. Gak tau deh tujuannya apa emang bener-bener mo nyarik ilmu, ato mo ngincerin sertifikatnya aja. Yaa jadinya gue ikutan juga deh. Kemaren panitianya datang ke kelas gue. Cewek sih. Dialah orang yang nawarin kami tiket untuk seminar itu. Gue baru tau, kalo tiket seminar itu bisa di kredit coy! Kasih DP goceng, terus tinggal nulis nama di daftar. Harga tiketnya 20 rebu. Tapi lewat hari ini, tiketnya bakal naik. Terus kalo beli di hari H, tiketnya jadi 50 rebu. *Ah, tiketnya gak konsisten nih. Gimana mo dapat jodoh?

Acaranya tadi jam 13.30 WIB, tapi baru bisa mulai jam 14.30 WIB. Gile aja, pematerinya lama banget datang. Karena kan hari ini ada demo buruh. Jadi macet total men! Alhasil, pemateri yang satu lagi gak jadi datang (read: Said Aldi Al-Idrus). But, everything’s okay. Ada pemateri lain (read: Syafii Efendi).

Inspired

Jadi hari ini seminar tentang kewirausahaan. Tentu berkaitan dengan pengusaha. Pengusaha gimana? Pengusaha yang sukses sejak muda. Caranya? Langkah awalnya ya mindset (paradigma) kita harus di ubah. Biasanya, orang-orang yang tamat kuliah, terus dapat gelar pengangguran yang tertunda Sarjana, otomatis berpikir harus mendapatkan pekerjaan. Jadi apa? Pegawai! Apa yang di cari dari seorang pegawai? Gaji tetap. Apa lagi? Gaji pensiunan. Kalo gak jadi pegawai? Ya nganggur. Itu lah salahnya… Strukturnya begini.

General ManagerDirektur ManagerSupervisorPegawaiPengangguranJomblo seumur hidup

Kebanyakan orang-orang setelah tamat Sarjana, berharap pengennya jadi pegawai. Kalo gak jadi pegawai, ya nganggur jadinya. Coba kalo berharap jadi General Manager? Kalo pun turun, ya jadi Direkturnya. Paling mentok jadi supervisor. Bener gak?

Nah, pertanyaannya. Kenapa kok mahasiswa lebih milih pegawai ya? Selain mikirin yang gajinya tetap, mahasiswa juga mentalnya cetek men! Maksudnya? Iya! Maunya cari aman doang. Tinggal kipas-kipas bulu ketek, udah dapat gaji. Istilahnya “gak berani ngambil tanggung jawab yang besar”. Gue mau tanyak, bahasa inggrisnya Resiko apa? Risk. Bahasa arabnya rezeki? Rizqi. Maka antara Risk dan Rizqi itu punya hubungan special. Special nya dimana? Semakin besar resiko yang di tanggungnya, semakin besar pula rezeki mengalir padanya. Misal, antara Direktur dengan pegawai, mana gaji nya yang paling gede? Ya jelas direktur lah. *Adek gue yang ingusan pun tau. Terus, mana resiko yang paling besar yang di tanggung dari masing-masing profesi? Ya direktur lah. Dia yang bertanggung jawab penuh atas perusahaan nya. Sementara pegawai, punya tanggung jawab yang lebih kecil di banding seorang direktur. Masuk akal kan?

Nah, itu hal kecil pertama yang mindset kita harus di ubah. Gue bakal kasih tau 6 cara untuk menjadi seorang pengusaha muda yang sukses.

1. Sembilan “A”

Apaan tuh maksudnya sembilan “A”? nih catet nih catet! Biar lo gak lupa. “A” yang pertama adalah ACTION. Yup! Bertindak! “A” yang kedua adalah ACTION. “A” yang ketiga adalah ACTION. Dan “A” yang keempat sampai sembilan adalah ACTION.

LO SARAP YA VAL? Gue gak sarap bego! Ini serius. Jadi gini. Hal pertama untuk menjadi seorang pengusaha sukses itu adalah ACTION. Bertindak lah dulu. Mikir kendalanya nanti. Ibaratnya kalo lo mo masuk kamar mandi, pasti lo GAK PAKEK MIKIR *apalagi sesak boker. Terus nanti pas di dalem ada kendala, kayak kehabisan shampoo ato sabun, pasti keluar lagi tuk nyarik tu shampo. Gitu juga kalo mo buka usaha. Apapun usahanya, buka dulu. Ini gak! Masih rencana ngitung ini ngitung itu, berapa modal, berapa untung, ternyata untungnya gak ada kalo di targetkan sekian, akhirnya RUGI! Nah lo, belom mulai buka aja lo udah setres mikir rugi. Terakhirnya, gak jadi buka usaha. Rezeki itu siapa yang tau coba?

Apa sih yang gak bisa di jadikan duit di negeri ini? Semua bisa di jadikan bisnis. Bahkan dari ujung rambut lo sampek ujung kaki juga bisa. Misalnya rambut. Bisnis yang berhubungan dengan rambut itu adalah shampo, minyak rambut dll. Yang berhubungan dengan mata, kayak optic (kacamata, kontak lens dll). Semua bisa men! Pertanian. Apa sih yang gak tumbuh di negeri ini? Lempar biji mangga, tumbuh. Lempar biji nangka, tumbuh. Lempar biji duren, tumbuh juga. Bahkan kalo lo lempar mayat ke tanah pun bisa tumbuh. Pocong misalnya.

Sumber daya alam di negeri ini sebenernya kaya men! Kaya banget malah. Tapi kita aja yang gak pande ngelola. Jadi nya, miskiiiiin. Jangankan rakyatnya, setan aja juga ikutan miskin. Bandingkan, Vampir Cina pakaiannya pakaian adat, tinggal di kastil megah. Drakula inggris, pakek jas, tinggal di istana. Kuntilanak! Pakek daster bekas, rambut kusut gak shampoan, tinggal di atas pohon. WTF

Hal yang bisa di lakukan sekarang, maka lakukanlah. Tidak ada waktu menunda untuk hari ini. Karena besok, kita punya tantangan baru. We must take action!

2. Belajar dari yang terbaik

Caranya? Berteman dengan orang-orang terbaik. Karena gimana pun, lingkungan adalah hal yang sangat mempengaruhi mindset lo. Enam orang yang lo temenin aja, itu bakal menentukan gimana nasib lo kedepannya. Maksudnya? Misalnya, lima dari enam orang temen terdekat lo merokok dan pengguna narkoba, lo bakal ikut-ikutan mereka. Ato misalnya, empat diantara enam temen baik lo adalah orang-orang pengusaha, maka lo bakal ikut-ikutan seperti mereka. Mindset lo bakal terbentuk dari orang-orang di lingkungan lo. So, kalo lo ngerasa berada di lingkungan temen-temen yang gak baik menurut lo, maka ganti lingkungan. Cari temen baru. Tapi bukan berarti temen lama harus di tinggalkan. Tapi cobalah, habiskan waktu lo untuk untuk orang-orang terbaik. Jangan sampek hidup lo penuh dengan penyesalan karena lo gak bisa menghargai betapa mahalnya waktu. Baik itu menyesal karena hal yang udah terjadi, atau pun menyesal karena hal yang belum terjadi.

Gue punya tips buat lo gimana caranya mendekati orang-orang terbaik. Misalnya, lo mau ngelamar anaknya Abu Rizal Bakrie.*Gile aja ya. Ngelamar pekerjaan aja ditolak mulu, ini lagi mau ngelamar anak pejabat. Caranya gini. Lo datang ke rumah Abu Rizal Bakrie terus bilang, “Pak, saya mau ngelamar anak Bapak.” terus pasti dia bakal jawab, “Loh, kamu siapa? Apa pekerjaan kamu?”. Lo bilang aja gini “Saya Direktur Bank Indonesia”. Setelah acara melamar selesai, lo musti pergi ke BI (Bank Indonesia). Pas disana, bilang kalo lo mau ngelamar jadi Direktur BI. Kalo ada yang nanya “Loh, anda siapa?” bilang aja, “Saya menantunya Abu Rizal Bakrie”. Gue jamin, masalah lo selesai. *Selesai di pengadilan.

Oke, itu tadi tips absurd yang jangan ditiru. Karena butuh keahlian tinggi. Cara pertama mendekati orang-orang terbaik adalah menjadi anak angkat. Maksudnya? Lo bilang aja gini “Pak/Bu, kalo saya adalah anak angkat Bapak/Ibu, maka syarat-syarat apa aja yang harus saya penuhi?” Penuhi syaratnya, maka dia bakal klepek-klepek.

Cara kedua yaitu bantu kepentingannya. Misalnya, lo selalu ngeliat dia sibuk terus. Terus dia ngeluh, curhat sama lo. Dengan rendah hati, lo bilang aja “Pak/Bu, apa ada yang bisa saya bantu? Kebetulan saya bisa mengurus hal seperti ini” dengan begini, hidup lo bakal bahagia banget. Tapi inget, jangan besar kepala dulu. Karena gimana pun, sesuatu yang baik, perlu pengorbanan yang besar.

“Semua di dunia ini gak ada artinya sampai kita sendiri yang memberi arti”

(Bersambung)