Jum’at

 Entah darimana aku harus memulai. Yang jelas, hari ini adalah hari Jum’at. Yang aku percaya sesuatu akan terjadi padaku hari ini. Baik hitam maupun putih. Dan juga yang akan menentukan hari seperti apa besok dan seterusnya hingga Jum’at yang lain pun tiba.

            Kalau kalian ingin tau, kepercayaanku terhadap “sesuatu-akan-terjadi-padaku-hari-ini” sudah ada sejak aku masih kanak-kanak. Suatu hal baik dan buruknya padaku seringkali terjadi pada setiap hari Jum’at. Pernah aku membaca sekilas tentang astrologi, bahwa hari keberuntunganku jatuh pada hari Jum’at. Tapi ya tetap saja Tuhan yang menentukan segalanya.

            Dan benar! Sesuatu terjadi padaku hari ini. Pagi tadi, waktu itu aku sedang beres-beres kamar. Nggak sengaja ketemu sama tumpukan item-item yang aku simpan dari ‘dia’. Kubuka. Ku keluarkan semua isi yang ada didalamnya. Jam tangan, sepucuk surat, dan beberapa kreasi flannel buatan tangannya. Dan entah kenapa, memori ingatan tentang “hari bersamanya” berputar lagi. Seakan tak ingin berhenti menyiksa empunya. Saat itu, tanpa sadar bulir-bulir mataku jatuh. Tapi ku tahan semampuku. Hari ini aku tak boleh terlihat lemah. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, aku harus terus move on. Aku nggak boleh terkenang masa lalu terus. Kalau aku terus seperti ini, yang ada nanti aku nggak bisa membuka hati untuk wanita lain.

            Aku genggam jam tangan itu. Ada sesuatu yang aku rasakan saat aku memegangnya. Dan ingatan tentang jam ini sangat jelas berputar di otakku.

‘Jam ini aku dapat tepat di hari ulang tahunku yang ke tujuh belas. Dibungkus rapi dalam sebuah kotak kecil. Di balut dengan kertas kado yang menawan. Dan ketika aku membukanya, ada benda yang tak asing bagiku. Handphone ku juga ada disana. “Dia” membungkus keduanya dalam satu kotak kecil itu. Dalam kesempatan lain, jam ini selalu aku pakai setiap hari. Kemanapun aku pergi. Karena bagiku, ini adalah benda satu-satunya yang akan membuatku terus mengingat “dia”. Dan setiap hari juga bertambahlah cintaku padanya.’

           

Disisi lain, aku lihat ada dua flannel kreasi tangannya sendiri. Sebuah gantungan kunci flannel dengan namaku dan sebuah gantungan handphone flannel yang juga ada namaku.

‘Flanel ini dia buat semata-mata untuk menutupi kekurangan perekonomiannya. Waktu itu dia berada dalam masa-masa yang sulit. Kemandiriannya selalu menuntutnya untuk berpikir lebih inovatif. Karena itulah aku sangat mengaguminya. Dia nggak mau meminta. Dan paling anti meminta. Dia hanya mau berusaha dengan jerih payahnya sendiri walau hasilnya pas-pasan. Rasa bersyukur dan ketegarannya lah yang mampu buat dia bertahan waktu itu. Dan satu-satunya yang dia miliki hanyalah bunda dan adik-adiknya. Melihat ketegaran untuk pantang menyerah dalam menjalani kehidupan pahitnya lah yang membuat cintaku padanya dari hari ke hari semakin bertambah.’

            Lalu, tinggal lah sepucuk surat pink yang mulai kusam dan lusuh karena dimakan waktu. Ku buka setiap lipatannya, dan kembali ku baca isinya.

Dear : Bg_kuber

Mecom….

Ehemm…. sweet…sweet…Ehehemm…

Ada yang sweetseventeen neh…

Ahahay…. to the point aja yah bg joyeg….

            Happy Birthday

                                    Happy Birthday

                                                            Happy Birthday

                        To…. You….

            Hoch Soll Das Leben….

Wish you all the best…. And hope

And your’ dream come true…. Amin!!!

Hehe… kaka’ gak pande nulis y puitis^xx….

Hahah…

Moga di umur yang ke-17 ini bg makin dewasa,

makin ganteng, makin rajin belajar, biar makin pinter, biz thu bisa

kerja cari duit y banyak…. (hahay…) and lebih baik dihari kedepan

hehe, apapun yang ada didalam kotak ini mungkin gak seberapa

isinya hehe, kalo gak suka jangan diejek tah, kakak kan kurang

tau selera bang kegmana. Moga dengan berkurangnya 1 tahun

di hari ulang tahun ne, bg tetep pasang “senyum” sebagai tanda

berbahagianya bg di hari ini..

The last, keep smile…

            ‘coz smile is reward

            smile is life

            smile is make anything more good

hehe… segitu ajayah

                                                                                                            Sweet Greetings from

                                                                                                                        T’ itcha

T’ itcha iyang “ai yo piyu bg joyeg…”

Hehehehehe…

            Bulir-bulir mata yang sedari aku tahan, kini meleleh untuk kedua kalinya di pagi ini.

Aku berpikir, ‘aku bisa kok tanpamu’. Dan memang benar. Aku bisa kuat tanpamu. Tapi ketika aku teringat dalam masa itu, maka bergugurlah kata “kuat” itu. Dia selalu memberikan yang terbaik yang dia punya dan yang dia bisa. Dengan segala kebaikan dan dengan ketulusan yang dia tawarkan kepada setiap orang. Bagaimana tidak cintaku bertambah setiap harinya. Dan kadang aku berpikir, apakah apa yang aku lakuin selama ini sebanding dengan kebaikan yang selalu dia kasih buat aku? Apakah aku udah menjadi yang terbaik buat dia? Karena aku tau dan sadar kalo dia selalu berusaha memberikan yang terbaik sama aku.

            Tapi ya sudah lah. Itu sudah berlalu dan hanya akan tetap menjadi sebuah kenangan. Yang akan selalu tersenyum bila aku mengingatnya. Sekarang waktunya berbahagia dan bersyukur dengan apa yang sudah di kasih Tuhan ke aku. Dan itu dimulai dengan tersenyum dihari ini dan melanjutkan beres-beresnya. :)