Aku tidak tau harus memulainya darimana.
Yang ingin aku ceritakan kali ini adalah tentang mimpiku
tadi malam.
Aku bermimpi berada dalam sebuah bus besar yang aku sendiri
tidak tau tujuannya kemana. Tepat disampingku, ada seorang wanita cantik yang
sedang hamil. Lantas aku berpikir, siapa gerangan wanita ini?
Kemudian tiba-tiba wanita itu berkata, ''Mas, aku lapar.''
aku malah kebingungan. Dia memanggilku dengan sebutan
''Mas'' ? Memangnya aku ini siapanya?
Lalu aku melihat kesekelilingku untuk mencari sesuatu yang
bisa dia makan. Aku melihat ada sebuah kotak tepat dibawah bangku ku, dan
membukanya. Aku lihat ada banyak roti dan kerupuk kulit. Aku mengambil
beberapanya dan memberikannya kepada wanita itu.
''Ini, makanlah''
''Terimakasih Mas'' wanita itu sambil tersenyum. Sungguh,
wanita ini cantik sekali.
Tak lama kemudian, bus ini berhenti. Aku melihat keluar dari
kaca jendela, ada sebuah rumah sakit yang begitu mewah. Lalu si wanita yang
entah siapa namanya, mengajak ku turun. ''Mas, kita udah sampai. Yuk turun.''
Aku pun mengikutinya dari belakang.
''Pak, berapa ongkosnya?'' tanya si wanita.
''Semuanya Rp.935.000 neng.'' jawab keneknya
''Berdua kan?''
''Iya''
Entah apa yang aku lakukan, aku membuka dompetku dan
mengambil semua isi nya.
''Ini Pak Rp.950.000. Coba dihitung dulu''
Sementara aku menunggu kembalian dari si kenek, wanita itu
turun dan menuju rumah sakit.
Tanpa kusadari, bus yang tadi berhenti mendadak digas oleh
supirnya.
Aku kaget. ''Pak, saya kan belum turun, kenapa bapak
nyelonong aja?. Pak, berhenti donk!''
Setelah bus berhenti, aku langsung turun.
Aku tak tau sekarang aku ada dimana.
Kutelusuri jalan lawan arah dari bus tadi menuju rumah sakit
melalui jalan setapak.
Sambil terpogoh-pogoh menuju rumah sakit, aku sempat
berpikir.
'Aku tau aku sedang bermimpi saat ini. Aku harus tetap
memainkan peranku disini. Namun aku tak tau peranku sebagai apa. Wanita
disampingku yang tengah hamil, dan ia memanggilku dengan sebutan 'Mas'. Aku
punya feeling kalau peranku saat ini adalah sebagai suaminya. Akh, masa bodoh
soal peran. Aku cuma ingin kembali ke rumah sakit itu dan menanyakan langsung
siapa dia sebenarnya.'
Setelah sampai di rumah sakit, aku tak melihat wanita tadi.
Lalu aku masuk melewati lobby, menyelusuri setiap lorong. Tak sengaja aku melihat
wanita itu disisi kanan sambil terbaring lemah. Sesuatu telah terjadi padanya.
Namun ada yang berbeda. Perutnya tidak sebesar sewaktu di dalam bus tadi.
Namun tiba-tiba masuk dua orang suster dengan membawa
seorang bayi.
Dia melahirkan.
Hanya beberapa menit? Tak mungkin!
Entah apa yang aku pikirkan, aku masuk dan mendekati wanita
itu.
''Anak kita lahir Mas...'' kata nya sambil tersenyum
bahagia.
ANAK KITA?
Dengan ini aku bisa menarik kembali urat-urat di pipiku
tersenyum lucu dan telah kutemukan humornya.
'Feeling ku benar. Sekarang ini aku tengah memainkan peran seorang suaminya'
Namun saat aku ingin bertanya siapa namanya, aku terbangun
dari tidurku.
Akh, sial!
Kulirik jam. Jarumnya menunjukkan tepat pukul tiga pagi.
Rasanya, mimpi tadi seperti sebuah kenyataan. Namun rasanya
tak mungkin.
Aku tak mengenal siapa wanita itu. Tiba-tiba saja masuk
kedalam bunga tidurku.
Lalu bagaimana mimpi ku dengan 'dia'?
Waktu itu aku bermimpi duduk berdua bersamanya tepat di
bawah pohon rindang dekat sebuah sekolah.
Kami berdua sedang menunggu anak kami pulang dari
sokolahnya.
Yang aku ingat, waktu itu 'dia' menggunakan kebaya kuning
emas.
Lalu satu lagi yang kuingat.
Mimpiku dengan 'dia yang lain'. Saat itu 'dia yang lain
menggunakan gaun kembang biru muda.
Jika dibanding, aku bermimpi dengan tiga orang yang
masing-masing peranku sama.
Seorang ayah/suami.
Apa sebenarnya yang ingin Engkau tunjukkan padaku Ya Tuhan?
Bahkan didalam mimpi ku saja, kisah cintaku begitu rumit.
Konon belum lagi didunia nyata.
Rasanya terlalu tawar.
Akh sudah lah.
Yang ingin aku lakukan sekarang adalah menomor sekiankan
soal-soal cinta, memperbaiki diri menjadi manusia yang berharga.
Tak apa bila ku tak memiliki pacar sekarang. Tak terlalu
menjadi masalah bagiku.
Aku yakin, Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk
umat-Nya. Dan percaya bahwa apa yang aku tanam kebaikan saat ini, maka yang
akan kutuai nanti adalah kebaikan juga.
Karena itu merupakan hukum alam yang takkan pernah bisa
dirubah.
Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar